KIAT BERTANAM CABE SAAT MUSIM HUJAN

0

 


Tanaman Hortikultura yang di dukung dengan Pupuk subsidi dari Pemerintah di tahun 2023 haya 3 komoditi, yaiyu Bawang Merah, Bawang Putih Dan Cabai, Namun dari ketiga komoditi tersebut potensi untuk Bawang merah dan Bawang Putih sangat sedikit, dan Petani pembudidayanya pun sangat sedikit, lain halnya dengan Cabai, petani yang mengembangkan sangat banyak, khusus di Wilayah binaan Desa Bangun Karya Kecamatan Tomoni Potensi tanaman Cabai ada 16 Ha, yang di tanam secara spot spot dan terpisah pisah, adapun petani yang membudidayakan sebanyak 30 orang yang tercatat dalam kelompok Tani Mekar Sari.

Menanam cabe pada musim hujan mempunyai potensi untuk memperoleh keuntungan yang tinggi sekaligus resiko kegagalan yang besar. Menanam cabe di musim hujan memerlukan teknik budidaya yang lebih intensif dibandingkan jika menanam cabe pada musim kemarau, karena musim hujan bukanlah musim yang ideal bagi budidaya cabe. Untuk mengantisipasi agar tanaman cabe selama musim hujan tidak mengalami kegagalan maka diperlukan pengetahuan tentang bagaimana bertanam cabe pada saat musim hujan.

Untuk mengantisipasi agar tanaman cabe selama musim hujan tidak terancam gagal, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

  1. Pengendalian hama dan penyakit yang mengancam saat musim hujan, seperti : hama ulat grayak, hama ulat buah cabe Helicoverpa, penyakit Pseudomonas solanacearum, penyakit antraknosa maupun penyakit karena jamur seperti layu fusarium.
  2. Memperbaiki drainase di sekitar pertanaman.
  3. Membuat bedengan yang lebih tinggi
  4. Mengatur jarak tanam yang lebih lebar.
  5. Menggunakan Mulsa Pulsa Hitam Perak.
  6. Pemantauan perkembangan OPT secara intensif.
  7. Sanitasi sekitar pertanaman.
  8. Penggunaan pestisida dengan perekat dan perata untuk effektifitas penggunaan pestisida.
  9. Penggunaan naungan plastik / paranet untuk pelindung tanaman.

Dengan melakukan teknik budidaya yang lebih intensif serta memberikan perhatian penuh terhadap kesembilan hal tersebut diatas, maka resiko kegagalan bertanam cabe dimusim hujan dapat ditekan seminimal mungkin, dan sebaliknya akan menciptakan peluang mendapatkan untung yang lebih tinggi.

Tomoni, 09 Desember 2022
Penyuluh,

MUHAMMAD TRIONO, SP

 

Tips Menanam Cabe Di Musim Hujan


Menanam cabe di musim hujan memerlukan teknik budidaya yang lebih intensif dibandingkan jika kita menanam cabe pada musim kemarau. Menanam cabe pada musim hujan bukanlah musim yang ideal bagi budidaya cabe, sehingga biasanya menanam cabe pada musim hujan ini disebut sebagai bertanam cabe di luar musim (off season).

Menanam cabe pada musim hujan akan menghadapi kendala cuaca yang tidak kondusif bagi tumbuh dan kembangnya tanaman cabe secara normal. Musim hujan ditandai dengan curah hujan yang tinggi dan kelembaban yang tinggi sehingga pada beberapa hal akan memicu berkembangnya OPT baik hama maupun penyakit tanaman. Sehingga risiko kegagalan panennya menjadi lebih besar.

Walaupun demikian menanam cabe pada musim hujan mempunyai potensi untuk memperoleh keuntungan yang tinggi. Harga yang tinggi pada saat musim hjan menjadi incaran para petani. Naiknya harga cabe pada saat musim hujan ini disebabkan suplai cabe menurun drastis karena pada saat musim hujan hanya sedikit yang mengusahakan tanaman cabe karena risiko kegagalanya sangat besar. Untuk mengantisipasi agar tanaman cabe selama musim hujan tidak terancam gagal. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain :

A.    Pengendalian Hama dan Penyakit

Beberapa jenis hama dan penyakit yang berkembang dan mengancam tanaman cabe pada saat musim hujan antara lain :

  1. Layu Karena Bakteri (Pseudomonas solanacearum)

  2. Pseudomonas solanacearum merupakan salah satu bakteri penyebab layu bakteri atau penyakit lender pada tanaman.
    a. Gejala :

  3. Gejala awal pada layu ini yaitu tanaman terlihat segar saat pagi atau sore hari namun akan layu saat siang hari, hal ini desebabkan oleh karena aliran air dari akar ke daun dan batang tidak lancar sehingga tanaman akan layu. Serangan Pseudomonas ini bisa dimulai saat tanaman cabai masih muda. Jika pada pangkal batang dicabut akan terlihat jelas akar dan pangkal batang membusuk. Yang membedakan serangan layu bakteri dengan layu yang lain pada pertanaman cabai adalah jika pangkal batang yang busuk dipotong dan dimasukkan kedalam air jernih maka setelah beberapa saat akan terlihat koloni bakteri seperti asap yang mengepul di dalam air.


b. Cara pengendalian penyakit Layu bakteri :

- Gunakan pupuk kandang yang telah masak. Pupuk kandang yang belum masak dapat memacu perkembangan bakteri ini memalui kenaikan suhu tanah yang disebabkan oleh proses fermentasi pupuk organik

- Kurangi penggunaan urea, Kalau perlu gunakan NPK saja. Penggunaan urea yang berlebihan akan menyebabkan tanaman sukulen dan mudah terserang penyakit.

- Gunakan benih tanaman cabai yang tahan terhadap penyakit ini.

- Pergiliran tanaman menggunakan tanaman selain famili solanaceae (terung-terungan).

- Gunakan PGPR sebagai kocoran disekitar perakaran. - Hindari mengocor NPK maupun pupuk kimia lain pada akar tanaman. Pengocoran pupuk kimia akan menyebabkan luka pada akar tanaman cabai.

- Pencelupan bibit sebelum tanam menggunakan PGPR.

- Mencabut tanaman cabai yang telah terserang penyakit layu bakteri ini.

- Hindari mengairi lahan dengan menggenangi lahan terlalu tinggi, kalau perlu jangan digenangi.

- Jika tanaman cabe telah terserang layu penggunaan bakterisida menjadi kurang efektif.

  1. Penyakit antraknosa
    a. Gejala :

Penyakit antraknosa ini biasanya menyerang tanaman cabe pada saat kondisi kelembaban yang tinggi (95%) pada suhu yang rendah berkisar 32 derajat celcius. Penyakit antraknosa juga menyerang tanaman cabe yang ditanam pada lahan dengan drainase yang tidak dikelola dengan baik, sehingga banyak genangan air di sekitar tanaman. Biasanya cendawan C. capsici menyerang tanaman dengan menginfeksi jaringan buah dan membentuk bercak cokelat kehitaman yang kemudian meluas menjadi busuk lunak. Serangan yang berat menyebabkan buah mengering dan keriput seperti jerami. Pada bagian tengah bercak yang mengering terlihat kumpulan titik-titik hitam dari koloni cendawan.
b. Cara pengendalian Antraknosa:
- Perlakuan benih dengan cara merendam benih dengan air panas pada suhu 55 derajat celcius selama 30 menit.
- Benih direndam dalam air hangat yang dicampur dengan fungisida seperti Derosal 60 WP dengan takaran 2 gram per liter.
- Sedangkan pengendalian penyakit antraknosa saat tanaman mulai berbuah adalah dengan beberapa cara, antara lain : - Apabila sudah ada buah cabe yang terserang, buah yang terserang tersebut harus dipanen setiap hari dan dibakar.
- Usahakan jangan sampai ada buah cabe berserakan disekitar pertanaman karena dapat menularkan dan menyebarkan patogen kepada tanaman lainya yang sehat.
- Penyemprotan dengan fungisida seperti Derosal 60 WP dengan takaran 2 gram per liter atau dengan campuran dengan beberapa fungisida seperti Derosal 60 WP dan Dithane M-45 dengan perbandingan 1 : 5 dan dosis campuran 2,5 gram per liter.

  1. Penyakit Layu Fusarium


Cendawan penyebab layu pada tanaman cabai adalah Fusarium oxysporum. Tanaman cabai terserang mengalami kelayuan dimulai pada daun-daun tua, kemudian menyebar ke daun-daun muda dan menguning. Secara umum mirip dengan penyakit layu bakteri. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan tanaman terserang, saluran pembuangan air harus betul-betul rapi, pastikan tidak ada air menggenang di areal pertanaman cabai, melakukan penggiliran tanaman, serta penyemprotan secara kimiawi menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan. Sebagai pencegahan, secara biologi dapat diberikan trichoderma pada saat persiapan lahan, pada umur 25 hst, 40 hst dan 70 hst dilakukan pengocoran dengan pestisida organik pada tanah, contoh wonderfat dengan dosis sesuai anjuran pada kemasan.

  1. Hama Gangsir (Brachytrypes portentosus)

Hama ini menyerang tanaman cabai muda yang baru saja pindah tanam. Serangannya dilakukan pada malam hari, sedangkan pada siang harinya bersembunyi di dalam tanah. Gangsir ini membuat liang di dalam tanah sampai kedalaman 90 cm. Gangsir merusak tanaman cabai muda dengan cara memotong pangkal batang tapi tidak memakannya. Pengendalian penyakit ini dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak 1gram pada lubang tanam.

  1. Hama Ulat Grayak (Spodoptera litura)
    Hama ini menyerang bagian daun tanaman cabai secara bergerombol. Daun yang terserang berlubang dan meranggas. Pada serangan parah, daun tanaman cabai hanya tinggal epidermis saja. Ulat grayak disebut juga dengan nama ulat tentara. Seperti halnya jenis hama ulat lain, hama ini menyerang tanaman cabai pada malam hari, sedang siang harinya bersembunyi di balik mulsa atau di dalam tanah. Hama ini bersifat polifag. Pengendalian kimiawi menggunakan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
  2. Hama Ulat Buah (Helicoverpa sp)

Hama ulat buah pada tanaman cabai adalah Helicoverpa sp. Hama ini menyerang buah cabai muda maupun tua dengan cara membuat lubang dan memakannya. Ulat buah bersifat polifag. Pengendalian hama ulat buah dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.

  1. Hama Kutu kebul (Bemisia tabaci)
    Hama kutu kebul pada tanaman cabai adalah Bemisia tabaci. Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin. Hama kutu kebul menyerang dan menghisap cairan daun tanaman sehingga sel-sel dan jaringan daun tanaman rusak. Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, tiametoksam, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis/konsentrasi sesuai petunjuk pada kemasan.


B. Memperbaiki Drainase di Sekitar Pertanaman

Air yang menggenang menjadi pemicu berkembangnya OPT baik hama maupun penyakit tanaman cabe. Usahakan agar air tidak tergenang di sekitar pertanaman dengan cara memperbaiki saluran pembuangan air sehingga air mengalir dengan lancar.

C. Membuat Bedengan Yang Lebih Tinggi

Membuat bedengan yang lebih tinggi akan mengurangi tingginya kelembaban tanah karena banyaknya air, usahakan membuat bedengan tanaman yang lebih tinggi dari saat menanam cabe di musim kemarau. Tinggi bedengan bisa menjadi 60 - 70 cm yang biasanya hanya 50 cm.
D. Mengatur Jarak Tanam yang Lebih Lebar

Untuk mengurangi kelembaban udara yang tinggi di sekitar pertanaman dan untuk memberikan keleluasaaan cahaya matahari masuk ke skitar tanaman cabe, tanamlah cabe dengan jarak tanam yang lebih lebar dengan pola zig zag / segitiga. Beberapa petani yang sudah berpengalaman sering memakai pola ini dengan jarak tanam 60 x 70 cm, walalupun populasinya menjadi berkurang namun mempermudah pemeliharaan tanaman dan memberikan iklim mikro yang lebih baik bagi tanaman cabe.
E. Menggunakan Mulsa Pulsa Hitam Perak

Usahakan memakai mulsa plastik hitam perak untuk mengntrol kelembaban tanah serta mengurangi penyebaran penyakit karena cipratan tanah yang terkena hujan yang kemungkinan mengandung bibit penyakit / patogen.

F. Pemantauan Perkembangan OPT secara Intensif

Perkembangan OPT baik hama maupun penyakit sangat cepat pada musim hujan karena cuaca yang mendukung perkembanganya. Oleh karena aturlah pemantuan perkembangan OPT ini sejak awal untuk mengantisipasi dan mengendalikan OPT sejak awal secara intensif terpadu.
G. Sanitasi Sekitar Pertanaman

Bersihkan areal pertanaman dari rerumputan liar, gulma atau tanaman lainya yang bisa menjadi Inang atau tempat hidup sementara bagi hama / penyakit.

H. Penggunaan Pestisida Dengan Perekat

Pada musim hujan penggunaan pestisida untuk mengendalikan hama / penyakit harus lebioh dieffektifkan dengan menggunajkan bahan perekat perata sehingga pestisida mempunyai daya lekat dan daya sebar yang lebih tinggi karena tidak mudah tercuci oleh air hujan dengan intensitas tinggi. Bahan perekat perata yang biasa dipakai oleh petani antara lain Agristic, untuk bahan perekat perata lainya silahkan dipakai dengan rekomendasi petugas teknis atau penyuluh pertanian setempat.
I. Penggunaan Naungan Plastik

Untuk mengurangi terpaan air hujan dengan intensitas tinggi, anda bisa menggunakan naungan dengan plastik atau paranet. naungan plastik bisa berbentuk rumah plastik sederhana (green house) maupun berbentuk naungan memanjang sepanjang bedengan tanaman. Tentu harus diperhitungkan pembiayaanya sebelum anda menggunakan rumah plastik atau paranet ini.

 

Post a Comment

0Comments

Pilihan Kata Menunjukkan Kualitas

Post a Comment (0)